Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Salah Satu Cara Pengawetan Makanan Dengan Cara Pemberian Bakteri Disebut

Salah Satu Cara Pengawetan Makanan Dengan Cara Pemberian Bakteri Disebut Fermetasi
Sukaklik


Salah Satu Cara Pengawetan Makanan Dengan Cara Pemberian Bakteri Disebut Fermetasi

Salah Satu Cara Pengawetan Makanan Dengan Cara Pemberian Bakteri Disebut fermentasi adalah salah satu proses dimana mikroorganisme mengubah komposisi kimianya. Tahukah Anda, bakteri baik berperan dalam proses fermentasi makanan bahkan bisa bermanfaat bagi kesehatan tubuh.


Detikers, tahu atau tidak, kita sering mengonsumsi makanan fermentasi. Tempe, tape, yogurt, keju, dan masih banyak lagi contohnya.


Beberapa orang menyamakan makanan fermentasi dengan makanan basi, tetapi kenyataannya tidak demikian. Pada artikel ini, kita akan membahas apa itu fermentasi, apa kegunaannya, dan bagaimana manfaatnya bagi Anda, semua dengan contoh.
Pengertian fermentasi.


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan fermentasi (fermentasi) sebagai pemecahan metabolisme senyawa organik yang dilakukan oleh mikroorganisme, yang menghasilkan produksi energi.


Fermentasi adalah proses metabolisme yang menghasilkan energi dari gula dan molekul organik lainnya tanpa membutuhkan oksigen atau sistem transfer elektron, demikian kutipan dari e-book Kelompok Biologi Pertanian dan Kesehatan Deden Abdurahman. Dalam hal ini, fermentasi menggunakan molekul organik sebagai akseptor elektron terakhir.


Selanjutnya, fermentasi berfungsi sebagai pengawet makanan. Mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang secara aktif selama proses fermentasi untuk mengubah bahan yang difermentasi menjadi produk yang diinginkan.
Pada umumnya fermentasi dilakukan untuk menghasilkan produk turunan. Alkohol, asam, garam, suhu, oksigen, dan mikroorganisme semuanya berdampak pada kualitas makanan fermentasi.


Dalam eprint, kata Suprihatin. Fermentasi dapat terjadi secara alami atau buatan, menurut undip. ac. pengenal. fermentasi spontan, di mana tidak ada starter atau ragi atau mikroorganisme lain yang ditambahkan pada setiap titik dalam proses pembuatan. Sementara itu, starter atau ragi ditambahkan pada proses fermentasi non-alami.

Fermentasi dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan kebutuhan oksigen, yaitu:


Dekomposisi substrat (jenis makanan tertentu) selama fermentasi aerobik terjadi ketika ada oksigen.
Fermentasi anaerobik, atau pemecahan substrat tanpa kehadiran oksigen.
Teknik Fermentasi Pangan.


Fermentasi alkohol dan asam asetat berlangsung dalam medium yang banyak mengandung karbohidrat (gula), demikian Risa Panti Ariani dalam bukunya Pelestarian Pangan Lokal. Sedangkan fermentasi asam laktat berlangsung dalam media yang banyak mengandung garam.


Proses fermentasi dibagi ke dalam kategori berikut tergantung pada produk akhir :


1. fermentasi asam laktat

Susu asam, keju, acar, dan produk lainnya dibuat menggunakan proses fermentasi ini. dituangkan dalam RPP Biologi Kelas XII Kemendikbud yang dibuat oleh Susi Nurul Fitri, M.Pd. Glikolisis menghasilkan asam laktat, yang merupakan titik awal fermentasi asam laktat, yang merupakan fermentasi dari glukosa. piruvat.
Proses kemudian bergerak untuk mengubah asam piruvat menjadi asam laktat. Pada proses fermentasi asam laktat, asam piruvat akan langsung bereaksi dengan nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) hidrogen (H), disebut juga NADH, menghasilkan asam laktat.


2. fermentasi dengan alkohol

Asam piruvat diubah menjadi etanol atau etil alkohol melalui proses fermentasi alkohol. Jus buah, tape, atau ketan sering menjadi bahan baku yang digunakan dalam fermentasi ini. Dalam industri minuman, fermentasi alkohol sering digunakan untuk menghasilkan minuman seperti bir.
dimana proses dilakukan dalam dua tahap reaksi. Pertama, dengan pelepasan CO2 dari asam piruvat, yang diubah menjadi asetaldehida, dan reaksi reduksi asetaldehida oleh NADH menjadi etanol (NAD yang dihasilkan digunakan untuk glikolisis).


3. Fermentasi asam asetat

Produksi asam asetat merupakan kelanjutan dari fermentasi alkohol. dimana pertama gula dipecah menjadi alkohol, kemudian alkohol dioksidasi menjadi asam asetat.
keuntungan fermentasi sebagai suatu proses.


1. Makanan mungkin lebih padat nutrisinya

Keuntungan dari proses fermentasi adalah dapat meningkatkan nilai gizi makanan. Ini karena komponen makanan yang tidak dapat dicerna tubuh dipecah selama proses fermentasi.


2. meningkatkan kualitas produk

Proses fermentasi makanan juga dapat meningkatkan cita rasa makanan. Alhasil, juga akan lebih mudah menghasilkan variasi kualitas.


3. Makanan yang telah mengalami fermentasi lebih mudah dikonsumsi

Mikroorganisme mengubah senyawa rumit menjadi lebih sederhana selama proses fermentasi. Oleh karena itu, makanan fermentasi biasanya lebih nyaman untuk dimakan. Laktosa diubah menjadi bentuk yang lebih enak dalam susu fermentasi, seperti yogurt.


4. menurunkan perkembangan mikroorganisme patogen

Fakta bahwa fermentasi dapat menghentikan pertumbuhan mikroorganisme patogen dalam makanan adalah keuntungan lain darinya. Mengambil hasil fermentasi asam dan alkohol sebagai contoh.


5. Ada Banyak Enzim

Banyaknya enzim dalam makanan fermentasi membuatnya mudah dicerna. Enzim, misalnya, akan membantu pemecahan nutrisi makanan dalam acar.


Fermentasi: Pro dan Kontra

Manfaat dari proses fermentasi adalah produk akhir akan memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada zat aslinya. Selain itu, terlalu banyak fermentasi dapat mempermudah pencernaan makanan.
Di sisi lain, kerugiannya adalah mengubah tekstur makanan dan membuatnya lebih berpori (permeabel) terhadap air yang digunakan dalam pengolahan. Ini terjadi akibat jamur dan miseliumnya masuk ke dalam makanan.
Kelemahan lain dari fermentasi adalah bahwa beberapa makanan fermentasi membawa risiko keracunan. Ini adalah hasil dari racun yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi, seperti yang dihasilkan selama fermentasi oncom dan tempe bongkrek.


Contoh makanan fermentasi


1. Keju

Contoh makanan fermentasi yaitu keju. Dalam pembuatan keju, fermentasi dapat menggunakan starter Lactococcus lactis yang menghasilkan bakteriosin. Dimana akan berperan sebagai agen penghambat pertumbuhan Clostridium tyrobutyricum selama proses pemasakan.


2. Yoghurt

Yoghurt merupakan salah satu contoh susu fermentasi yang dalam proses penguraiannya disebut fermentasi asam laktat. Fermentasi yogurt menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus atau Streptococcus thermophilus.
Bakteri tersebut akan mengubah laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Di sini, efek lain dari proses fermentasi adalah memecah protein dalam susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Dengan demikian, hasil akhir susu akan terasa asam dan kental.


3. Minuman probiotik

Minuman probiotik atau minuman susu fermentasi adalah contoh produk fermentasi lebih lanjut. Biasanya dalam proses fermentasi bakteri yang digunakan adalah strain Lactobacillus casei.


4. Susu mentega

Buttermilk merupakan hasil fermentasi bakteri asam laktat, terutama Streptococcus lactis. Buttermilk biasanya bisa dibuat dengan beberapa cara, misalnya dipanggang dalam roti.

5. Tempe

Tempe adalah bahan makanan yang terbuat dari proses fermentasi kacang kedelai. Produksi tempe dibantu oleh jamur Rhizopus oryzae yang terdapat pada ragi.


6. Kecap

Kecap adalah produk yang terbuat dari kacang kedelai. Proses fermentasi pada pembuatan kecap dilakukan melalui proses fermentasi garam.
Kedelai nantinya akan difermentasi menggunakan jamur Aspergillus goesii. Kemudian, dikeringkan dan direndam dalam larutan garam.
Itulah tadi penjelasan tentang pengertian fermentasi, manfaatnya, dan contoh makanan fermentasi. Semoga artikel ini bisa membuat detikers mengetahui pengertian dan tujuan fermentasi.


Cara Pengawetan Makanan

Pengawetan makanan adalah teknik yang digunakan untuk memperpanjang umur simpan makanan dan mempertahankan karakteristik kimia dan fisiknya.


Jenis makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, teknik pengawetan, dan daya tarik estetika produk pengawetan makanan harus diperhatikan. Teknologi pengawetan makanan industri modern didasarkan pada teknik konvensional yang diciptakan untuk meningkatkan umur simpan makanan. Selain itu, pengertian lain dari pengawetan adalah cara dan tindakan yang dilakukan oleh manusia agar bahan makanan dapat bertahan lama dan tidak mudah rusak.


Pengawet biasanya digunakan untuk meningkatkan umur simpan produk makanan. Zat ini digunakan untuk mencegah mikroba pembawa makanan berfermentasi atau membusuk dan menyebabkan makanan menjadi asam. Bergantung pada bagaimana mereka digunakan dan bagaimana mereka disesuaikan dengan makanan tertentu yang diawetkan, bahan pengawet dapat dibuat dari sumber alami atau sintetis.

Ikan asin merupakan salah satu jenis makanan yang dapat disimpan dalam waktu singkat. Ikan asin tidak hanya dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga sering dijadikan sebagai makanan kucing. Pastinya Anda sudah tidak asing lagi dengan makanan yang satu ini. Meski tidak digoreng ulang, makanan ini sangat kenyal dan tidak cepat basi. Makanan lain yang dibuat dengan metode pengawetan jangka pendek selain ikan asin adalah beberapa contoh lainnya. Nah tanpa basa-basi lagi, berikut penjelasan lengkap tentang apa saja makanan tersebut.

Contoh Pengawetan Pangan Jangka Pendek

Teknik pengawetan makanan yang tidak tahan lama dikenal dengan pengawetan jangka pendek. Berikut ini adalah beberapa teknik yang mungkin:.

1. Pengeringan

Menurut buku Pengawet Alami untuk Pangan tahun 2018 karya Joni Kusnadi, masyarakat yang tinggal di iklim panas dan kering cenderung menggunakan makanan kering sebagai metode pengawetan.

Sinar matahari dengan suhu 35 sampai 45 derajat digunakan dalam pengolahan makanan dengan metode pengeringan. Untuk menghentikan pertumbuhan mikroorganisme, hal ini berupaya untuk mengurangi jumlah air dalam bahan makanan. Ikan asin, singkong, dan kerupuk adalah beberapa contoh makanan yang dikeringkan selama proses pengolahan.

2. Menggunakan suhu tinggi untuk memanaskan

Metode pengawetan makanan cepat yang menghilangkan organisme berbahaya adalah pemanasan pada suhu tinggi. Roti dan terasi adalah dua contoh makanan yang disiapkan dengan cara ini.

3. Fumigasi

Penggunaan pengasapan sebagai teknik pengawetan jangka pendek mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan dengan kadar air yang khas. Suhu sekitar 60 derajat Celcius diperlukan untuk pengasapan. Biji jagung, daging asap, dan ikan asap adalah beberapa contohnya.

4. Pengasinan

Larutan garam dengan konsentrasi tidak lebih dari 30% digunakan untuk cara pengolahan makanan yang dikenal dengan penggaraman. Daging, telur, dan ikan adalah beberapa contoh makanan yang diasinkan.

5. Pemanis

Seperti namanya, teknik pemanis ini menggunakan gula yang memiliki kandungan 1 poin 5 kali lebih banyak dari buah yang diawetkan. Buah-buahan seperti manisan, jeli, susu, dan jeli adalah contoh yang bisa digunakan dengan teknik ini.

6. Pendinginan

Makanan didinginkan hingga suhu rendah kurang dari 4 derajat Celcius sebagai bagian dari teknik pengawetan jangka pendek pendinginan. Es krim dan makanan beku adalah dua contohnya.

Setelah mendengar penjelasan di atas, jelaslah bahwa pengawetan jangka pendek adalah suatu cara penyiapan makanan dengan maksud agar awet dalam jangka waktu yang lama. Makanan dapat diawetkan menggunakan berbagai teknik, termasuk pengeringan, pendinginan, pemanis, pengasapan, pengasinan, dan pemanasan suhu tinggi.

Kesimpulan

Itulah pengertian dan teknik Salah Satu Cara Pengawetan Makanan Dengan Cara Pemberian Bakteri Disebut Fermentasi




Posting Komentar untuk "Salah Satu Cara Pengawetan Makanan Dengan Cara Pemberian Bakteri Disebut"